Ekspedisi Gunung Rinjani



Jalur Pendakian "GUNUNG RINJANI" 

Rencana Yang Spontanitas :
Waktu itu hari Jumat, tgl.11 Juni 1997. seperti biasanya mulai pukul 08.00 pagi sampai menjelang rehat sholat jumat, divisi marketing dikantorku mengadakan rapat evaluasi hasil kerja selama seminggu ini sambil membuat perencanaan kerja untuk minggu depan, kebetulan aku bertugas di divisi marketing, seperti biasanya karena ini hari jumat rapat selesai sekitar pukul 10.30 WIB. Saat sedang persiapan menjelang sholat jumat, tiba-tiba ada telepon dari seorang rekan dari kantor Cabang Denpasar... Mas Guntur, waktu itu beliau sebagai pimpinan Cabang Denpasar..., setelah sedikit basi-basi beliau menyampaikan maksudnya kalau dia bersama beberapa orang lainnya dari Cabang Denpasar akan melakukan pendakian ke G.Rinjani - Lombok, Nusa Tenggara Barat. Rencana ekspedisi pendakian ke Gunung Rinjani akan dilakukan & berangkat besok hari minggu.., wah... sebagai orang yang gemar mendaki gunung tentu saja dalam hati aku juga ingin ikut bersama mereka untuk mendaki G.Rinjani, meskipun beberapa tahun sebelumnya aku sudah pernah mendaki G.Rinjani... Setelah bicara kesana-kemari..., di ujung pembicaraan Mas Guntur meminta aku untuk ikut bergabung dalam  ekspedisi pendakian G.Rinjani tersebut.., karena beberapa waktu yang lalu beliau sudah sempat ke G.Rinjani... tetapi pendakiannya tidak sukses... alasannya tidak ada yang bisa memotivator dan berpengalaman dalam ekspedisi pendakian gunung... - emangnya apa saya ini punya banyak pengalaman & bisa memotivator mereka...? saya ini... sebenarnya kan hanya hobby saja mendaki gunung -  Intinya... dalam pendakian kali ini sobatku tidak mau gagal lagi... oleh karena itu mereka meminta aku untuk ikut bergabung  bersama mereka dalam pendakian ke Gunung Rinjani yang akan dilakukan mulai besok pada hari minggu.., berarti tinggal 2 hari lagi... Aku terdiam sejenak... peribahasa mengatakan "Pucuk di Cinta Ulam Tiba"... bingung juga saya mau jawab apa... antara hasrat sebagai penikmat alam & pendaki gunung dan ajakan mendadak yang sangat menggelitik jiwa petualanganku... kemudian aku sampaikan kepada sobatku ini kalau aku belum bisa memberikan jawabannya sekarang... : " nanti ya setelah sholat jumat, kamu saya kabari Mas..." begitu jawabku di ujung pembicaraan,  karena yang pasti saya harus mengajukan ijin kepada pimpinan... hal yang belum pasti mendapat persetujuan karena mendadak...
Pada saat selesai sholat jumat... seperti biasanya aku melakukan sholat sunnah.., didalam do'a yang kulakukan... aku memohon kepada Allah agar nanti aku mendapat ijin cuti dari pimpinan beberapa hari agar bisa berangkat ke Denpasar-Bali dan memenuhi ajakan kawan-kawan kantor Cabang Denpasar-Bali melakukan ekspedisi pendakian ke G.Rinjani...
Yes...yes...yes... singkat kata aku mendapat ijin cuti selama 1 minggu..., selesai berkemas-kemas dokumen pekerjaan dikantor..., lagi-lagi aku minta ijin pulang lebih awal... karena rencananya aku akan berangkat sore hari ini ke Denpasar-Bali melalui bandara Internasional "Juanda-Surabaya" dengan pesawat penerbangan komersial. Setibanya dirumah aku langsung berkemas-kemas mempersiapkan semua perlengkapan pendakian mulai dari ransel / travel bag, sepatu tracking, sandal tracking... dan lain-lain.
Isteriku dirumah agak terkejut juga saat aku minta ijin kalau akan pergi mendaki ke Gunung Rinjani bersama-sama rekan-rekan Cabang Denpasar.., ya pasti isteriku terkejut karena rencana ini memang sangat mendadak... padahal minggu depan kami sebenarnya punya acara untuk mengkhitankan anak laki-laki kami.., tetapi isteriku sudah mengerti betul kalau masalah mendaki gunung adalah hoby beratku.., isteriku hanya berpesan agar aku berhati-hati... dan kalau bisa diusahakan aku sudah sampai dirumah pada hari jum'at minggu depan, karena rencana khitan anak laki-lakiku dilaksanakan pada hari sabtu.

Bandara Ngurah Rai - Denpasar Bali :
Menuju bandara "Juanda-Surabaya" aku naik taxi.... saat itu pembelian tiket pesawat penerbangan domestik masih sangat mudah tanpa harus menunjukkan kartu identitas.., perlengkapan pendakian seperti "Pisau Komando" dan lain-lain bisa lolos tanpa pemeriksaan yang ketat... Singkat kata aku sudah sampai di bandara "Ngurah Rai" Denpasar-Bali sekitar pukul 17.30 WIT waktu setempat... Beberapa rekan dari kantor Cabang Denpasar yang kebetulan akan ikut dalam team ekspedisi besok menjemput di bandara... Kami langsung menuju posko disalah satu rumah rekan saya yang juga akan mengikuti pendakian ke Gunung Rinjani besok.., ternyata semua persiapan sudah dilakukan, malam ini kami sedikit mengadakan bincang-bincang untuk rencana keberangkatan pendakian besok pada hari minggu...

Pelabuhan Benoa - Bali :
Minggu Pagi..., pagi ini "Team Ekspedisi Pendakian G.Rinjani" kami semua berjumlah 5 orang bersiap-siap berangkat memulai perjalanan..., kami berangkat melalui Pelabuhan Benoa-Bali.

Pelabuhan Benoa-Bali
 (Latar Belakang adalah Kapal Cepat "Mabua Express"- Jetfoil)

Dengan menumpang kapal cepat "MABUA EXPRESS" (Jetfoil) kami akan menyeberangi selat lombok menuju Pelabuhan "Lembar"- di Pulau Lombok.., seingat saya waktu itu (Th.1997) harga tiket ekonomi adalah Rp.85.000,- per orang...,  penyeberangan yang biasanya kalau menggunakan kapal ferry membutuhkan waktu +/- 4-5 jam..., naik kapal cepat Mabua hanya memerlukan waktu sekitar +/- 1,5 jam... pada saat diperjalanan para penumpang dilarang naik ke atas dek kapal, karena laju kapal jetfoil "Mabua" memang benar-benar cepat sekali... kapal jetfoil melaju seolah-olah mengambang diatas permukaan air laut Selat Lombok... dari dalam ruang penumpang kami bisa melihat keluar melalui jendela kaca kapal yang kedap air... diluar sana... dilaut lepas Selat Lombok tampak ikan Lumba-lumba berkejar-kejaran seolah-olah tidak mau kalah dengan laju kapal cepat "Mabua".

Penumpang Kapal Cepat "Mabua Express" (Jetfoil) mayoritas adalah turis asing.

Diatas anjungan Kapal Cepat "MABUA EXPRESS" (Jetfoil)
  
Setelah perjalanan laut selama +/ - 1,5 jam, jetfoil mulai melambat... daratan Pulau Lombok sudah tampak... penumpangpun diperbolehkan naik keatas anjungan kapal..., sayapun tidak mau ketinggalan naik keatas..., saat diatas anjungan kapal tidak saya sia-siakan untuk mengambil beberapa foto dokumentasi... tapi sayang beberapa orang anggota team ekspedisi ada yang tidak merasakan momen ini... karena mereka mabuk laut akibat guncangan kapal yang cukup kuat untuk mereka yang tidak biasa naik jetfoil saat diperjalanan tadi... Pulau Lombok yang masih tampak samar-samar dikejauhan terlihat mempesona... sisi pantai yang berlatar belakang pegunungan yang berjajar sepanjang pesisir sungguh membuat pemandangan yang indah..., sesekali sekelompok lumba-lumba berlompatan diatas air mengantarkan jetfoil yang kami tumpangi yang akan mendekati dan merapat di pelabuhan Lembar..., kemudian mereka bersama kelompoknya berenang  kembali kelaut lepas Selat Lombok..., terima kasih kawan lumba-lumbaku... kalian sudah menemani perjalanan kami selama penyeberangan Selat Lombok..., semoga kalian tetap berkembang biak dan bisa hidup bebas dilaut lepas.

Selamat Datang Di Pulau "Lombok" 
Pelabuhan "Lembar" - Lombok, Indonesia

 - Kapal Cepat "Mabua Express" (Jetfoil) merapat di dermaga Pelabuhan "Lembar" - Pulau Lombok..., sebelum berangkat kami sarapan pagi dulu di salah satu depot yang ada di pelabuhan. Setelah sarapan pagi, dari pelabuhan Lembar kami naik angkutan umum "Angkel" menuju Terminal Bus Sweta - Mataram - Ongkos Rp.6.000,- per orang (Th.1997),... info dari para "Backpacker" tahun kemarin (Th.2012) ongkos "Angkel" (angkutan umum)..., dari pelabuhan Lembar ke Terminal Bus Sweta Rp.20.000,- per orang, cukup mahal untuk ukuran jarak yang tidak terlalu jauh +/- 20-25 km dengan waktu tempuh sekitar +/- 35 menit. Dari Terminal Sweta saat itu kami menyewa mobil pick up langsung menuju Desa Sembalun Lawang dengan ongkos Rp.150,000,- (Th.1997)..., setelah perjalanan +/- 3,5 jam kami sampai di Desa Sembalun Lawang..., desa ini adalah desa tertinggi dikaki Gunung Rinjani... dan saat ini menjadi jalur pendakian yang populer dikalangan pendaki gunung & menjadi jalur pendakian wisata... Karena sudah waktunya makan siang, kami melakukan "ISHOMA" (Istirahat, Sholat, Makan), kami makan siang disebuah warung / depot yang berdekatan dengan pintu masuk jalan akses menuju Gunung Rinjani... salah seorang dari teman kami melaporkan diri atas rencana pendakian yang akan kami lakukan ke Pos Pelaporan Pendakian yang tidak jauh dari tempat kami beristirahat, dulu pada tahun 1997... kami hanya melaporkan diri saja tidak dikenakan retribusi & tiket masuk ... entah kalau sekarang kawan...

Jalur Pendakian "Sembalun Lawang" :
Di salah satu kedai / warung makan dekat Pos Pelaporan Pendakian Desa Sembalun Lawang, sambil beristirahat kami mempersiapkan dan memeriksa lagi semua perlengkapan perbekalan yang akan dibawa. Sebelum kita mulai pendakian  didesa terakhir... sebaiknya... periksa kembali barang-barang perbekalan kita... kalau perlu buatlah daftar bawaan anda kawan... barangkali masih ada yang perlu untuk dilengkapi, maka kita bisa membelinya didesa terakhir.., jangan pernah meremehkan sebuah pendakian kawan... sekalipun kita sudah berpengalaman, karena segala sesuatu bisa saja terjadi saat kita berada dihutan & digunung... dengan persiapan yang matang, kita akan bisa menikmati pendakian.
O iya kawan... Desa Sembalun Lawang ini terkenal sebagai sentra perkebunan / penghasilan bawang, mulai dari daun bawang, bawang merah maupun bawang putih... dimana tidak jauh dari pintu masuk jalur pendakian terdapat "Monumen Bawang" sebagai simbol dan tanda bahwa desa Sembalun Lawang adalah daerah penghasil bawang... desa ini berpenduduk asli Suku Sasak.

Jalur Pendakian G. Rinjani 
Gunung Rinjani adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif dan merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Puncak Cartenz di pegunungan Jaya Wijaya - Irian Barat (Papua) dan G.Kerinci di Sumatera Barat...  Gunung Rinjani memiliki ketinggian 3726 m dpl (diatas permukaan laut),  berada diwilayah Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang saat ini memiliki luas sekitar 41.330 ha, Gunung Rinjani  terletak diantara tiga wilayah kabupaten yaitu Kab. Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur, sedang suhu udara disini sekitar antara 12"C - 20"C tidak terlalu dingin kawan. Puncak G.Rinjani menjulang tinggi dengan gagahnya berada disebelah timur, sedangkan disebelah barat ada kaldera yang didalamnya terdapat danau yang dikenal dengan nama Segara Anak dan memiliki luas sekitar 11.000.000 m3 dengan kedalaman +/- 230 m, di dalamnya banyak terdapat ikan air tawar seperti ikan mas dan ikan mujair yang biasa dipancing oleh para pendaki maupun penduduk setempat. Disisi sebelah timur Segara Anak ini ada anak Gunung Rinjani yang biasa disebut dengan nama G.Barujari (Baru jadi), gunung ini memiliki kawah yang masih aktif dan terbentuk pada thn.1944 saat pertama kali meletus, yang kemudian disusul dengan letusan berikutnya yaitu pada thn.1966, 1994, 2004 dan letusan terakhir terjadi pada thn.2009 yang menelan korban sebanyak 31 orang meninggal dunia (Sumber Wikipedia). Disisi selatan puncak juga terdapat kawah yang masih aktif.
Sebelum mulai melakukan perjalanan pendakian kami membuat lingkaran kecil & berdoa bersama untuk keselamatan kami selama melakukan pendakian ke Puncak G.Rinjani..., perjalanan dimulai dengan meliwati jalan perkebuan milik penduduk dikanan-kiri... jalanan cukup datar kawan sampai memasuki padang rumput yang luas... disini jalur setapak dipadang rumput... jalanan mulai naik-turun... dipadang rumput savana ini banyak terlihat hewan sapi ternak yang sedang merumput,  hewan peliharaan sapi milik warga desa ini dilepas tanpa ada yang menggembala.., sehingga tampak seperti sapi liar yang hidup secara berkelompok, tetapi semua sapi itu mempunyai tanda dan ciri-ciri yang menunjukkan siapa sebenarnya pemilik sapi ternak peliharaan yang dilepas liar itu, sehingga sapi-sapi tersebut tidak akan tertukar dengan sapi milik orang lain (sayang saya tidak punya foto dokumentasinya).


Aku Foto di Padang Rumput-Savana 
dengan latar belakang Puncak G.Rinjani

Mas Nyoman Foto di Padang Rumput-Savana 
dengan latar belakang Puncak G.Rinjani

O iya kawan.., karena jalur pendakian melalui Sembalun Lawang ini akan melalui padang rumput savana yang cukup panjang dan luas, serta tidak ada tempat untuk berteduh dari sengatan sinar matahari... maka disarankan sebelum memulai perjalanan... apalagi kalau pendakian dilakukan pada siang hari, maka sebaiknya gunakan "Sunblock" untuk menjaga kelembaban kulit kita kawan... kalau bisa pakailah selalu kaos     T-shirt berlengan panjang tapi jangan yang terlalu tebal, serta jangan lupa memakai topi agar wajah kita tidak terkena sengatan sinar matahari secara langsung... Perjalanan pendakian kita kali ini akan melewati sebanyak 4 buah pos peristirahatan..., Pos 1 yang biasa disebut dengan Pos Pemantauan  berada ditengah padang savana , untuk mencapai pos 1 ini biasanya membutuhkan waktu tempuh sekitar +/- 1,5 - 2 jam perjalanan... Kemudian perjalanan ini akan kita lanjutkan menuju Pos 2 (Pos Tengengean), dalam perjalanan ini kita masih akan melewati padang savana... waktu tempuh sekitar +/- 1 - 1,5 jam jalan kaki... lumayan panas sengatan terik matahari kawan.... karena sepanjang jalur pendakian di padang savana memang tidak ada pohon besar yang bisa dipakai untuk berteduh... saat itu kami sampai di Pos Tengengean sudah menjelang sore, sehingga cuaca sudah tidak terlalu panas... hmmm lumayan... sampai-sampai beberapa orang teman melepas kaos mereka, karena basah oleh keringat saat perjalanan tadi...

Istirahat - Pos 2 - "Tengengean"

Untuk mengejar waktu... karena hari sudah siang menjelang sore, sebaiknya perjalanan kita lanjutkan menuju ke Pos 3 kawan... jarak dan waktu tempuh menuju ke Pos 3 (Pos - Pada Balong) sekitar +/- 1-1,5 jam... perjalanan jalur setapak sudah mulai agak lebih menanjak... menyeberangi sungai kering bekas jalan lahar dingin... sepanjang route juga sudah mulai banyak pohon..., sehingga sengatan sinar matahari sudah tidak terlalu panas... tapi santai saja kawan... karena di Pos 3 nanti kita akan bermalam... di Pos 3 ini ada sumber air dan ada shelter untuk istirahat dan bermalam para pendaki... lumayan kawan... Pos ini terbuat dari kayu yang cukup kuat, berlantai kayu setengah meter diatas tanah dan beratap seng (mudah-mudahan shelter pendaki ini masih ada).., shelter pendaki ini bisa dipakai untuk tidur sekitar 5-6 orang....

Pos 3 - "Pada Balong" 
- Kita Bermalam disini kawan -
- Ada sumber air -
Malam ini kita menginap di Pos 3 (Padabalong)..., setelah makan malam kita bisa sedikit santai sambil bermain kartu atau bersenda-gurau bersama kawan... suhu udara disini tidak terlalu dingin sehingga meskipun tidak menyalakan api unggun hawa dingin disini tidak terlalu menusuk tulang... seperti anda lihat foto diatas... kami sedang santai bermain "kartu domino" (bersama Mas Deru & Mas Jhon - kawan yang lain sudah berada dialam mimpi... he..he..he...), kami hanya menggunakan jaket saja tanpa membuat api unggun... ditemani kopi dan cokelat susu panas serta kacang goreng... terasa nikmat kawan... apa lagi dengan sebatang rokok kretek... wah... rasa lelah & pegal yang kita rasakan selama perjalanan tadi siang menjadi hilang... tapi sebaiknya jangan tidur terlalu malam kawan... istirahatlah yang cukup, karena besok kita akan menempuh perjalanan yang cukup panjang untuk mencapai Plawangan Sembalun... mari kita tidur karena hari sudah malam kawan... selamat beristirahat semoga mimpi indah... 

Pos 3 - Pada Balong - Pagi Hari
Semangaaaaat.... perjalanan masih panjang kawan...!?

Selamat Pagi Kawan... setelah beristirahat semalam di Pos 3 ini, badan akan terasa segar kembali dan stamina kita sudah pulih... sebentar lagi kita akan mulai perjalanan yang cukup melelahkan dan menjengkelkan kawan... bersiap-siaplah... kita akan berjalan menuju Plawangan Sembalun... siapkan mental anda kawan... kita akan menapaki jalan setapak yang sangat panjang dan membosankan... nanti kita akan bertemu dengan persimpangan jalan...   jalur yang kekanan ini biasa disebut dengan "Jalur Bukit Penyesalan"... dan jalur pendakian yang kekiri adalah "Jalur Penderitaan"... dua jalur ini sama-sama membosankan dan membuat mental kita down... karena jalur setapak ini naik & menanjak terus... tidak ada jalur yang datar ... ada sekitar 9 bukit dan punggungan gunung yang harus kita lewati... dua jalur ini nantinya akan bertemu lagi diatas... terserah anda mau memilih jalur yang mana... pada saat berjalan sebaiknya kita jangan melihat ke ujung bukit didepan sana... karena ini akan menambah jatuhnya mental kita... ingat kawan... mendaki itu bukan untuk menaklukkan gunung... mendaki gunung itu sebenarnya adalah untuk melatih diri kita menjadi sabar, kuat mental dan terutama adalah mengasah & melatih ego kita....  santai saja kawan... karena menurut saya 2 jalur itu dua-duanya sama-sama jalur menuju Plawangan Sembalun.... Waktu tempuh normal yang dibutuhkan menuju Plawangan Sembalun adalah sekitar 3,5 - 4,5 jam jalan kaki... dengan rasa bosan & jengkel... hehehe... sabar & santai saja kawan... pelan asal sampai...   

Plawangan Sembalun :
Plawangan Sembalun berada di persimpangan jalan... disini merupakan basecamp para pendaki yang akan menuju ke puncak G.Rinjani..., bila mengikuti jalur lurus dan terus naik keatas, maka kita akan menuju ke punggungan kaldera segara anak, kemudian kalau belok ke kiri adalah jalur menuju puncak..., sedangkan kalau dipersimpangan jalan di Plawangan Sembalun ini kita ambil jalur kekanan dan menurun, jalur tersebut akan menuju ke Segara Anak.
Malam ini..., kita akan menginap di Plawangan Sembalun kawan..., area datar disini cukup luas sehingga umumnya para pendaki membuka camp disini.., ada sumber air yang airnya bisa dipergunakan untuk memasak, minum & mandi... lokasi sumber air ini berada disebelah kiri... agak turun dan sedikit  tersembunyi disela-sela jurang kecil kawan... Sayangnya disekitar sumber air ini agak kotor, karena banyak sampah yang dibuang sembarangan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab... MAAF - HARAP JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN...! 

Pemandangan disini cukup indah kawan... disebelah barat, kita akan melihat punggungan bukit dan... kalau sempat... kita bisa melihat matahari terbenam (sunset)... wow... sungguh indah kawan dari negeri diatas awan ini kita bisa melihat detik-detik terbenamnya matahari nun jauh disana dibalik garis cakrawala....


Camp Ground - Plawangan Sembalun


Jangan heran kawan..., di Plawangan Sembalun ini... kita harus sedikit lebih berhati-hati dengan barang bawaan kita... terutama logistik berupa makanan & minuman... karena didaerah ini hidup juga kera / monyet gunung yang nakal & jahil... Jumlah monyet gunung ini cukup banyak dan monyet-monyet ini tidak takut dengan keberadaan manusia... mungkin mereka sudah terbiasa dengan kedatangan para pendaki... disamping itu... penduduk lokalpun sering naik kepuncak dan Segara Anak... pada waktu-waktu tertentu penduduk lokal disini melakukan ritual keagamaan.., sehingga monyet-monyet gunung ini sudah terbiasa dengan keberadan manusia disekitarnya. 
Kalau kita tidak berhati-hati dan sedikit lengah... maka monyet-monyet gunung rinjani itu akan mencuri perbekalan makanan kita... terkadang mereka dengan beraninya menghampiri tenda para pendaki dan mencoba untuk mencari dan mencuri perbekalan makanan yang kita bawa... Bila anda tidak memakai jasa porter... sebaiknya barang-barang bawaan anda berupa ransel / carrier dan lain-lainya, dikumpulkan & diikat menjadi satu kemudian masukkan kedalam tenda..., atau kalau bisa di ikat ke pohon agar tidak dibawa kabur oleh para monyet....
Monyet Gunung
- Di sekitar Plawangan Sembalun G.Rinjani



"Bivak" Di Plawangan Sembalun.
Waktu itu kami tidak membawa tenda..., sehingga kami hanya bisa membuat Bivak dari beberapa jas hujan yang dirangkai menjadi satu... dan... jadilah bivak yang satu sisinya terbuka... seperti yang tampak pada foto dibawah ini... wah... dasar pendaki tidak bermodal... he...he..he... lumayanlah meskipun hanya bisa untuk tidur saja sudah cukup bagi kami... tapi hal ini jangan dicontoh kawan... kami berani tidak membawa tenda karena yakin bahwa tidak akan turun hujan... karena pendakian waktu itu kami lakukan pada medio bulan Juni tahun 1997... dimana saat itu adalah saat musim kemarau... he...he...he... *bela diri.com*... 

Bivak - Di Plawangan Sembalun

Porter Yang Ramah & Pandai Memasak.
Malam ini porter kami memasak / membuat menu makan malam "Spaghetti"... nikmat kawan... dimakan dengan saos sambal botol pedas... hmmm... dinginnya suhu udara di Plawangan Sembalun ini jadi terasa hangat... karena kepedasan saos sambal... hehehe...  O iya kawan, saya lupa menceritakan kalau kemarin kami mengajak seorang porter... anda bisa mencari jasa porter ini di desa Sembalun Lawang... tugas mereka selain membantu mengangkat barang logistik, mereka juga pandai memasak & ramah kepada para wisatawan / pendaki yang memakai jasa mereka..., biaya jasa porter bisa dinegosiasikan kawan...
Porter ini nanti akan tetap tinggal di Plawangan Sembalun saat kita melakukan summit attack... tugas mereka adalah menjaga barang-barang bawaan kita dari kenakalan para monyet gunung rinjani... sekaligus mempersiapkan makan pagi kita saat kita turun dari puncak..., bila kita lelah bisa juga meminta tolong porter tersebut untuk memijat badan kita yang letih... untuk hal yang terakhir kita harus tau diri dengan memberi tip uang kepada mereka...he..he..he...

Wisatawan dari Swedia
Pada waktu itu..., kami bertemu dengan 2 orang wisatawan / pendaki dari Swedia... Gunung Rinjani ini memang cukup dikenal di manca negara, ini dikarenakan alam dan pemandangan yang begitu indah... trecking yang menantang... danau segara anak yang eksotik & mempesona serta penduduk asli Suku Sasak yang ramah..., membuat wisatawan yang pernah datang kesini... suatu saat ingin kembali datang lagi... Saat ini di Sembalun Lawang sudah ada hotel & penginapan dan persewaan alat pendakian seperti : tenda, sleeping dan lain-lain.





Santai bersama 2 orang wisatawan dari Swedia 
Di Plawangan Sembalun




Summit Attack : 
Setelah cukup tidur & istirahat di Plawangan Sembalun ini..., sebelum melakukan Summit Attack sebaiknya makan dulu kawan, ...cukup roti 1-2 potong diolesi dengan mertega + keju + selai ditambah segelas kopi susu panas dan 1-2 sendok makan madu, ini untuk menambah tenaga & stamina kita... Untuk ke puncak, bawa perbekalan seperlunya saja..., yang jelas jangan lupa masing-masing orang harus membawa bekal air minum, permen, makanan ringan / roti, head lamp / senter, tongkat penyangga tubuh & obat-obatan pribadi....  Kini saatnya kita akan memulai Summit Attack... sekitar pukul 02.00 pagi kawan... agar nanti kita bisa melihat dan menikmati "Matahari Terbit" & tentunya agar tidak kesiangan sampai di puncak... sebelumnya mari kita membuat lingkaran kecil dan berdo'a untuk keselamatan kita selama melakukan Summit Attack..., karena tiada daya upaya selain memohon kepada Allah Swt.., Sang Pencipta Alam Semesta beserta isinya... Amin 3x...
Pagi dini hari seperti ini suhu udara cukup dingin kawan... Kita akan mengambil jalur lurus keatas menuju punggungan kaldera Segara Anak... jalur setapak agak berdebu sebaiknya pergunakan masker penutup hidung & jangan lupa bawa kaca-mata hitam kawan... saat dipunggungan kaldera Segara Anak angin mulai berhembus cukup kencang... kita ambil jalur ke kiri menuju puncak...jalan setapak masih datar sampai dikaki puncak... setelah sampai diujung bibir kaldera jalan setapak mulai naik... dan jalur setapak terdiri dari pasir,  batu kerikil kecil & kerikil besar... sepatu mountain tracking akan lebih nyaman dipakai dari pada sandal gunung atau yang lainnya... dijalur ini... tiga langkah kedepan / keatas kita akan melorot / merosot lagi 2 langkah kebawah... tentunya ini sangat menguras tenaga & stamina kita... jaga mental kawan jangan sampai putus asa... didepan sana... .dipuncak nanti ada yang jual bakso & es campur... hehehe... gurauan / lelucon seperti ini yang dilakukan oleh kawan-kawan team agar kami semua tetap bersemangat... semangaaaaaat...   
Jalur Naik & Turun ke Puncak G.Rinjani

 Pulau Lombok - Indonesia
Hari menjelang pagi... samar-samar di ufuk timur matahari mulai muncul... indah sekali kawan..., momen detik-detik matahari terbit menambah keimanan kita kepada Sang Maha Pencipta..., bebera saat sebelum matahari terbit saya & beberapa orang dari team kami melakukan sholat Subuh diatas bebatuan dan kerikil... posisi kami masih 3/4 bagian sebelum mencapai puncak... angin bertiup sangat kencang & suhu udara sangat dingin sekali..., matahari sudah menampakkan diri... sinar matahari sudah memancar dengan terangnya...





Danau "Segara Anak" & "Gunung Barujari"
Dibawah sana... disebelah kanan jalur pendakian naik... mulai tampak danau Segara Anak yang begitu indah & pemandangan alam sekitar yang sungguh  mempesona... dengan anak gunung Rinjani... "Gunung Barujari" yang tampak kepundannya... pemandangan dari sini indah sekali... sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata..., sebaiknya... anda datang langsung saja kesini kawan... bukan saya promosi... tapi benar-benar eksotik pemandangan disini...


Danau "Segara Anak" - Gunung Rinjani - Lombok.
Dari sudut lain saya mengambil foto anak gunung Rinjani - "Gunung Barujari"- tampak indah sekali....



Anak Gunung Rinjani 
"Gunung Barujari" - Lombok, Indonesia




Anak Gunung Rinjani
"Gunung Barujari" - Lombok, Indonesia
Dilihat dari sudut lain, dipinggir tebing hampir mendekati puncak Gunung Rinjani




Puncak Gunung Rinjani :
Ketika saya sedang asyik-asyiknya mengambil foto dokumentasi... tiba-tiba ada teriakan dari seorang rekan team yang berjalan paling depan... puncak...puncak... ayoooo... sedikit lagi sudah sampai puncak... anggota team yang lain semakin bertambah semangat..., saya memang jalan paling akhir kawan... karena saya menjadi team penyemangat rekan-rekan yang ada didepan saya.., menjadi team penyapu ranjau istilahnya demikian kawan-kawan menyebutnya..., kadang-kadang mental kita cukup diuji juga bila menjadi team penyapu ranjau... karena harus bersabar, bertoleransi... dan harus selalu tetap semangat... 
Akhirnya..., seluruh anggota team ekspedisi pendakian Gunung Rinjani mencapai puncak dengan selamat... saya bersujud syukur atas segala yang dilimpahkan-Nya... sungguh indah kawan... amazing... wonderful... dari puncak Gunung Rinjani ini ke arah timur... samar-samar kita bisa melihat Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, sementara di sebelah Barat tampak pulau Bali dengan Gunung Agung-nya... di sebelah Utara adalah Laut Lombok dan sebelah Selatan adalah Laut Lepas Samudera Indonesia...
Puncak tertinggi Gunung Rinjani hanya mempunyai dataran tanah berbatu & kerikil yang sangat sempit... luasnya hanya sekitar +/- 4 x 6 m2... hembusan angin di puncak seringkali sangat kencang kawan... sampai-sampai kami tidak berani untuk berdiri...  Setelah semua anggota team kami sampai di puncak G.Rinjani... kami mengambil beberapa foto untuk dokumentasi... moment ini tidak akan pernah terlupakan.

Puncak G.Rinjani - Pulau Lombok - Indonesia

Puncak Tertinggi - Gunung Rinjani
Pulau Lombok - Indonesia
Tampak di foto (berdiri) Ki-ka : Joes, Mas Nyoman, Mas Guntur
(Jongkok) - Mas Deru... sayangnya Mas John tidak tampak (Yang ambil foto)

Mas Guntur di Puncak G.Rinjani


Saat sampai di puncak saya bersama Mas Nyoman menikmati minuman air jeruk yang ada didalam Veples dan makan roti... hmmm nikmaaaat kawan.... mau... tampak di latar belakang... Mas Guntur sedang menikmati pemandangan alam sekitar...






Ini dia tampang saya... sambil istirahat melepaskan lelah saya menikmati pemandangan sekeliling dari Puncak Gunung Rinjani...
  










Kami berada di puncak cukup lama kawan +/- sekitar 1 jam... kami benar-benar ingin menikmati pemandangan disekitar Puncak Gunung Rinjani... pemandangannya sangat indah..., setelah puas berada dipuncak akhirnya kami bersiap-siap untuk turun kembali ke Pelawangan Sembalun... dalam perjalanan turun saya sempat mengambil beberapa foto dokumentasi... salah satu diantaranya adalah kawah Gunung Rinjani yang posisinya ada disebelah selatan puncak...     


Perjalanan Turun :
Perjalanan turun dari puncak sungguh menyenangkan..., meskipun kami harus melalui jalan yang berdebu,  berkerikil dan berbatu... yang menyebabkan kami harus jatuh bangun karena beberapa kali tergelincir oleh batu kerikil yang memang sangat labil bila dilalui saat turun... kami tetap merasa bergembira... ditambah pemandangan yang ada dibawah sana yang sangat indah dan mempesona... membuat kami tidak merasa sakit saat jatuh tergelincir berkali-kali... 

    Jalur Turun Dari Puncak G.Rinjani
Berdebu, Berkerikil & Berbatu

Tidak terasa... perjalanan turun dari puncak menuju kembali ke Plawangan Sembalun yang ditempuh hanya dalam waktu +/- 45 menit... kami lalui dengan gembira... Saat tiba di Plawangan Sembalun, kami disambut dengan sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh kawan porter kita yang ramah & baik hati itu... yang memang sejak tadi malam menunggu tenda di Plawangan Sembalun... Menu sarapan pagi... sepiring nasi goreng corned ditambah dadar telor... dan mie rebus yang masih hangat... membuat perut ini terasa dimanjakan... selesai sarapan pagi... kami istirahat melepaskan lelah... ditemani secangkir kopi susu panas dan sebatang rokok kretek... wah... luar biasa nikmatnya kawan... lengkap sudah...
Setelah cukup beristirahat..., kami berkemas-kemas untuk turun kembali ke Sembalun Lawang..., sampai di Desa Sembalun Lawang sudah menjelang sore hari... kami sampai dibawah dengan selamat... setelah melaporkan kedatangan kami dari puncak ke pos pelaporan pendakian..., kami menumpang truck menuju kota Mataram... dan menginap di Lembuak-Narmada, Lombok.
Selamat tinggal Rinjani..., suatu saat nanti kalau ada kesempatan lagi dan diberi umur panjang... kami masih ingin kembali lagi... menapaki jalan setapakmu dan melihat keindahan panorama alam G.Rinjani yang tak terlupakan... Salam Rimba KAWAN... Salam Lestari...!

===== $$$ =====

NB : - Buat Mas Guntur, Mas Nyoman, Mas Deru & Mas John... kalian semua adalah kawan-kawan yang baik.., penuh semangat, penuh toleransi, selalu saling menghormati dan menghargai antara sesama anggota team ekspedisi yang satu dengan lainnya... kebersamaan yang sangat akrab... Sampai sekarangpun hal tersebut tidak pernah terlupakan oleh saya... semoga begitu juga dengan kalian... mohon maaf sobat... bila ada alur cerita yang terlewati, tidak tercantumnya foto-foto dokumentasi dengan lengkap... serta ada hal-hal yang kurang berkenan... itu semata-mata ketidak sengajaan saja & keterbatasan dokumentasi foto yang saya punyai.... Sukses selalu buat kalian semua... kapan kita mau napak tilas... terima kasih kawan...!   

- Buat sahabat pembaca... terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca sedikit cerita pengalaman kami... mohon maaf bila ada kata-kata & perihal yang kurang berkenan dihati... niat kami hanya sekedar ingin berbagi cerita... Bila anda berkenan... tulislah sedikit di kotak komentar dibawah ini... 
Sampai jumpa di cerita yang lain... Salam Rimba...& Salam Lestari...!       

Gunung Bromo

Bukan Jalur Biasa Ke Kawah Gunung Bromo

Siapa yang tidak pernah dengar nama Gunung Bromo..., hampir semua orang Indonesia pernah dengar nama Gunung Bromo... bahkan Gunung Bromo juga dikenal di Mancanegara..., gunung ini terletak di Propinsi Jawa Timur - Indonesia... dan berada diantara 4 kabupaten kota yaitu Kab. Probolinggo - Kab. Pasuruan - Kab. Malang & Kab. Lumajang.... Gunung Bromo ini terkenal karena merupakan salah satu tujuan wisata yang unik & eksotik... dengan lautan pasir yang terhampar  begitu luas, kepundan kawah yang masih aktif.... dan matahari terbitnya yang sangat elok bila dilihat dari Gunung Pananjakan... banyak wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara yang berkunjung kesini... Gunung Bromo ini adalah gunung berapi yang masih aktif sampai sekarang... dan terakhir meletus adalah pada tahun 2011... letusannya cukup besar kawan... sempat ada larangan untuk mendekat dan naik ke puncak & kawah Gunung Bromo... Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.392m dpl memiliki kaldera / lautan pasir seluas +/- 10 km persegi dan bersebelahan dengan Gunung Batok.
Sebagian besar penduduk Bromo Tengger ini beragama Hindu... masyarakat Bromo Tengger ini adalah keturunan dari para punggawa & kerabat dari kerajaan jaman kerajaan Majapahit... dimana setiap tahun masyarakat Tengger ini selalu mengadakan upacara keagamaan yaitu Kasodo... Upacara ini biasanya diadakan setiap tanggal 14-15 pada bulan ke sepuluh menurut penanggalan jawa. 
Gunung Bromo ini dapat dijangkau dari beberapa arah... bisa naik kendaraan pribadi bisa juga menggunakan kendaraan umum Kereta Api atau Bus...

Jalur / Route Pendakian ke Kawah Gunung Bromo ada beberapa, antara lain sbb :
  1. Dari Kota Surabaya terminal Bus Bungurasih (Purabaya) menuju kota Proboliggo - terminal Probolinggo naik Angkot ke Desa Ngadisari - dari Ngadisari ini bisa naik ojek atau menyewa jeep ke Cemoro Lawang.... disini banyak tersedia penginapan dengan tarip yang terjangkau... mulai hotel berkelas Melati sampai hotel berbintang.... anda bisa juga menyewa rumah-rumah penduduk (homestay) untuk menginap... - Lautan Pasir - Kawah Gunung Bromo.
  2. Dari Kota Malang - Desa Tumpang - Desa Gubuk Klakah - Njemplang - Turun kepadang rumput - Bukit Teletubies - Lautan Pasir - Kawah Gunung Bromo. 
Jalur lain yang kurang populer :
  1. Surabaya - Purwodadi - Nongkojajar - Dingklik - Lautan Pasir - Kawah Gunung Bromo
  2. Surabaya - Pasuruan - Pasrepan - Tosari - Lautan Pasir - Kawah Gunung Bromo
  3. Lumajang - Senduro - Ranu Pani - Njemplang - Turun Kepadang Rumput - Bukit Teletubies - Lautan Pasir - Kawah Gunung Bromo
Saya sudah beberapa kali ke Gunung Bromo... kali ini saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya.... pertama kali kesini pada thn.1974... Akses angkutan ke gunung Bromo saat itu tidak semudah sekarang... angkutan pedesaan hanya sampai ke Desa Ngadisari... itupun seingat saya yang ada hanyalah mobil angkutan sayur Colt T120 pick up... dari Ngadisari ke kawah Bromo harus berjalan kaki... belum ada mobil Jeep 4x4... bahkan kuda sewaan juga belum ada... karena jalanannya masih berupa jalan setapak... Saat itu saya bersama dengan beberapa orang teman memang sedang melakukan pendakian ke Gunung Bromo... route perjalanan yang kami rencanakan adalah Probolinggo - Ngadisari - Cemoro Lawang - Lautan Pasir - Kawah Gunung Bromo - Kembali turun ke Lautan Pasir - kearah selatan - Njemplang - Ngadas - Gubuk Klakah - Tumpang - Kota Malang.
Setelah sampai di desa Ngadisari siang itu kami membeli beberapa keperluan untuk tambahan perbekalan di sebuah warung / kedai yang saat itu hanya ada beberapa saja... setelah selesai... kami siap melakukan perjalanan pendakian mulai dari desa Ngadisari ini kawan... penduduk desa ini sangat ramah... hampir setiap orang yang bertemu dengan rombongan kami yang berjumlah enam orang pendaki ini... mereka selalu menyapa dengan ramah dan meminta kami untuk mampir ke rumah mereka.... terima kasih saudaraku.... karena perjalanan kami masih panjang... maka kami terus melanjutkan perjalanan... jalanan masih berupa jalan setapak kawan... Sampai di Cemoro Lawang waktu sudah menunjukan sekitar pukul 17.00 atau jam 5 sore... disitu ada beberapa pondok penduduk...belum ada penginapan... apalagi hotel kawan.... malam itu kami bermalam disalah satu pondok penduduk di Cemoro Lawang... cuaca sangat dingin sekali... tetapi api unggun yang dibuat oleh pemilik pondok sangat membantu memberi kehangatan kepada saya dan kawan-kawan... malam itu kami sulit tidur karena memang udaranya sangat dingin sekali meskipun sudah ada api unggun... karena kelelahan akhirnya kami tertidur juga ... tetapi didalam tidur kami terdengar suara gemeretaknya gigi yang menahan dinginnya malam kawan... Sebaiknya pada malam hari siapkan dan pakai pakaian / jaket yang tebal & kupluk penutup kepala untuk penahan hawa dingin.
Pagi esoknya saat terbangun.... ternyata diluar pondok sudah ada beberapa pendaki dari kelompok lain... yang juga akan pergi ke kawah Gunung Bromo... saat itu belum ramai seperti sekarang kawan... pagi ini kami sarapan nasi dengan mie instan... secangkir coklat susu panas juga menemani.... sekitar pukul 09.30 kami sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan lagi.... Setelah berpamitan dengan pemilik pondok..., kami memulai lagi perjalanan menuju puncak & kawah Gunung Bromo...

Kawah Gunung Bromo dilihat dari Cemoro Lawang

Dari Cemoro Lawang kami berjalan menuruni jalan setapak (saat itu masih jalan setapak kawan)... menuju lautan pasir... jalanan agak berdebu sehingga kami harus memakai penutup hidung dan kaca mata... kami berjalan melintasi lautan pasir menuju kaki Gunung Bromo... mengikuti jalur dengan petunjuk berupa batu-batu yang ditaruh berjajar rapi memanjang disepanjang lautan pasir... karena bila kita tidak mengikuti petunjuk jalur ini.... maka dapat dipastikan kita akan tersesat.... sampailah kami dikaki Gunung Bromo.... Saat itu Pura Luhur Poten Gunung Bromo yaitu pura tempat ibadah orang Hindu belum dibangun kawan... jalur kepuncak & kawah saat itu juga belum berupa anak tangga... tetapi masih berupa jalur setapak yang dibuat seperti anak tangga.... akhirnya.... sampailah kami dipuncak Gunung Bromo yang memiliki kepundan kawah yang masih sangat aktif.... didalam kawah dibawah sana... tampak air kawah yang mendidih... asap yang mengepul keluar dari kepundan berwarna putih dengan aroma belerang yang  sangat kuat dan tertiup angin menuju kearah kami... membuat kami terbatuk-batuk karena baunya yang sangat menyengat...

Kawah Gunug Bromo - dilihat dari bibir kawah

Karena begitu kuatnya aroma belerang yang membuat kami sampai terbatuk-batuk.... terpaksa membuat kami harus menutup hidung dengan saputangan yang kami basahi dengan air... cara ini sedikit membantu kami mengurangi bau belerang yang sangat menyengat... Karena cuaca dan suasana yang kurang begitu mendukung... setelah mengambil beberapa foto dokumentasi.... akhirnya kami memutuskan untuk segera turun dari kawah.
Sore itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 15.30... kami sudah berada kembali dilautan pasir... karena kami merencanakan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Kota Malang... maka kami mengambil jalur ke arah selatan... yaitu jalur kearah Njemplang... dengan begitu kami tidak lagi mengikuti jalur yang ada petunjuknya... yaitu petunjuk berupa batu-batu yang ditaruh berjajar rapi disepanjang lautan pasir... disinilah awalnya kami mulai merasa tersesat di lautan pasir... setelah berjalan selama 1 jam lebih... ternyata... kami kembali ketempat semula... cuaca yang sudah mulai berkabut dengan jarak pandang yang terbatas... menyebabkan kami sulit menentukan arah tujuan perjalanan kami... Dalam kebingungan yang kami alami... maka kami sepakat untuk kembali mencari "petunjuk arah" yang berupa batu-batu yang diatur berjajar rapi tadi... akhirnya... sebelum gelap untung kami menemukan jalur tersebut... dan agar tidak tersesat lagi... kami kemudian berjalan dengan mengikuti lagi petunjuk arah tersebut ... tetapi... petunjuk itu ternyata berhenti hanya sampai ditengah perjalanan... dan untuk jalur selanjutnya sudah tidak ada lagi petunjuk arah itu.... tetapi yang ada hanyalah jalan setapak yang agak tidak begitu jelas keberadaannya... karena mungkin saat itu masih jarang orang yang berjalan melalui jalur ini kawan... atau mungkin... kami yang memang tidak menemukan jalur yang sudah ada atau jalur yang benar... Meskipun begitu... perjalanan ini harus tetap kami lanjutkan karena kami tidak mau kemalaman ditengah padang pasir yang terbuka ini... yang bila ada angin ... bahkan angin dipadang pasir ini selalu cenderung bertiup sangat kencang.... maka dapat dipastikan debu dipadang pasir ini akan berterbangan... disamping itu... yang pasti hawa dipadang pasir ini pastilah sangat dingin sekali... karena suhu di Gunung Bromo ini bila malam hari pada musim tertentu bisa mencapai dibawah 10 derajat celcius... sementara untuk membuat api unggun dipadang pasir ini pasti tidak ada kayu atau ranting yang bisa dibakar untuk membuat api unggun... karena memang disini tidak ada pohon yang tumbuh... yang ada hanyalah rumput ilalang dan tanaman perdu saja.... kami berusaha untuk terus berjalan kearah selatan... Kali ini kami berpedoman pada punggungan bukit yang sesekali tampak samar- samar saat kabut sedikit menipis ... punggungan bukit ini berada disebelah timur atau disebelah kiri kami... seingat saya... kalau tidak salah punggungan bukit disebelah kiri kami itu adalah gugusan punggungan dari Gunung Ider-ider... 
  
Kami sudah sampai dipadang rumput sekitar "Bukit Teletubies"

Bromo - Bukit "Teletubies" dilihat dari lereng Gunung Ider-ider

Bukit Teletubies ini terletak dilereng sebelah selatan Gunung Bromo yang bersebelahan dan berbatasan dengan Gunung Widodaren.... Bukit ini dinamakan dan populer disebut sebagai Bukit Teletubies karena kontur bukitnya berbentuk dan menyerupai bukit Teletubis yang ditayangkan di televisi dalam film anak-anak beberapa waktu yang lalu... Foto diatas diambil beberapa saat setelah padang rumput disebelah selatan G. Bromo terbakar karena musim panas dan kemarau yang sangat panjang... penyebabnya tidak tau juga... apakah karena alam.... atau karena ada oknum yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan kebakaran pada padang rumput ini terjadi.... untung saja tidak sampai membakar bukit Teletubies seperti tampak pada foto...
Akhirnya sampai juga perjalanan kami dipadang rumput disebelah timur & selatan Gunung Bromo... bias matahari sore masih cukup menerangi perjalanan kami meskipun matahari sudah terbenam dan tidak tampak lagi... Perjalanan kami lanjutkan terus dengan maksud kami dapat segera mencapai desa terdekat dari Gunung Bromo ini yang menuju kearah Kota Malang.... desa yang dimaksud adalah Desa Ngadas. 
Dari padang rumput kami berjalan terus kearah selatan... sekarang jalan setapak sudah mulai agak menanjak... hari sudah mulai gelap... kami mencoba untuk berjalan terus berharap bisa sampai diujung jalan tanjakan... dimana diujung jalan tanjakan ini nantinya kami akan bertemu dengan persimpangan jalan... Persimpangan jalan ini sekarang dikenal dengan nama Njemplang... bila kekiri... kita akan menuju Desa Ranu Pani... yaitu desa tertinggi dikaki Gunung Semeru .... sedang jalur kekanan adalah jalur turun menuju ke Desa Ngadas... Perlu diketahui kawan... saat itu jalur yang dilalui masih berupa jalur setapak...dan hutan perdu disepanjang jalur setapak itu juga masih sangat lebat...  
Kesurupan - Malam itu sangat gelap... langit tertutup oleh awan sehingga saat berjalan kami harus menggunakan lampu senter untuk penerangan... akhirnya kami sampai juga di Njemplang sekitar pukul 20.30.... Lega juga perasaan kami... dipersimpangan jalan ini kami berhenti untuk beristirahat untuk makan malam... beberapa orang mulai mempersiapkan peralatan masak... tiba-tiba kami dikejutkan dengan kejadian yang berada diluar perkiraan kami.... salah seorang dari rekan kami... yang sedang berdiri tiba-tiba jatuh terlentang... dia kemudian kejang-kejang... matanya melotot terbelalak... kami juga tidak tahu apakah penyebabnya... tetapi salah seorang dari rekan kami ada yang tahu bahwa rekan kami tersebut... ternyata kerasukan mahluk halus penunggu hutan disekitar tempat kami beristirahat... rekan kami yang mengerti hal tersebut minta tolong kepada kami semua untuk bersama-sama mendoakan rekan kami yang sedang kerasukan mahluk halus tersebut... rencana memasak terpaksa tertunda dengan kejadian ini... kemudian kami bersama-sama mendoakan rekan tersebut... saat kami sedang berdoa... tiba-tiba rekan kami tersebut meronta-ronta kembali sambil menggeram seperti orang kesakitan... suasana cukup mencekam malam itu kawan..., karena kami saat itu berada ditengah-tengah hutan yang sangat gelap... kejadian kesurupan ini cukup menegangkan dan berlangsung kurang lebih sekitar 15 menit... saat ibu jari kaki rekan yang kesurupan  itu dipijit... kembali dia menjerit-jerit kesakitan sambil meronta-ronta... oleh rekan saya yang mengerti soal hal-hal kesurupan tersebut... mahluk halus tersebut diminta untuk keluar dari tubuh rekan kami... kemudian sambil menyebut Asma Allah sebanyak tiga kali rekan saya memijit kening rekan yang kesurupan.... sementara rekan yang lain diminta untuk memijit kedua ibu jarinya... tiba-tiba rekan yang kesurupan kembali meronta... dan akhirnya terkulai lemas... mahluk halus itu sudah keluar dari tubuh rekan kami yang kesurupan itu... alhamdulillah... kami biarkan rekan tersebut beristirahat dengan tetap ditunggui oleh dua orang lainnya... sementara yang lain melanjutkan memasak untuk makan malam... saat dia sadar... dia sempat bertanya ada apa gerangan yang terjadi... tetapi kami semua tidak memberi tahu kejadian yang baru saja dialaminya. Malam ini setelah makan malam kami bermalam ditempat ini... kami membuka tenda... membuat api unggun dengan kayu dan ranting- ranting pohon yang kami ambil dari sekitar tempat kami membuka tenda... Saya tidak bisa tidur kawan... kejadian yang tadi menimpa rekan saya membuat beberapa orang termasuk saya tidak bisa tidur malam ini... Tentunya masing-masing mempunyai pemikiran dan perasaan sendiri-sendiri... yang jelas malam ini kami berusaha untuk menenangkan hati untuk tidak memikirkan kejadian kesurupan yang menimpa rekan kami tadi... Kami berbincang-bincang diluar tenda sambil menghadap ke api unggun... kebetulan kemarin di Ngadisari kami sempat membeli ketela pohon... malam ini kami bakar dengan api unggun... nikmat rasanya kawan... sambil minum kopi penghangat tubuh kami berbincang-bincang hingga hampir menjelang pagi... karena kelelahan dan mengantuk akhirnya kami tertidur juga didepan api unggun...
Esok harinya kami terbangun karena ada penduduk setempat yang lewat di jalur tempat kami mendirikan tenda... ternyata mereka adalah beberapa petani dari Desa Ranu Pani yang akan menjual hasil pertaniannya ke kota... saat itu petani dari Desa Ranu Pani kalau mau menjual hasil pertaniannya masih harus turun gunung dengan menggendong atau memikul sampai paling tidak ke Desa Gubuk Klakah.... wow.... lumayan jauh kawan... kasihan juga mereka... karena memang Desa Ranu Pani saat itu masih terisolir... belum ada sarana transportasi yang bisa menjangkau...
Setelah selesai sarapan pagi & minum secangkir Coklat susu panas... kami melakukan packing barang dan melipat tenda ... pukul 09.00 kami mulai melakukan perjalanan turun... jalan yang kami lalui dari Jemplang ini menuju Desa Gubuk Klakah masih berupa jalur setapak.., kami tidak melalui Desa Ngadas... tetapi melalui jalur pintas disebelah timur Desa Ngadas.... Perjalanan kali ini cukup santai karena jalanan menurun terus... bisa dibilang tidak ada tanjakan sama sekali... perjalanan turun ini sangat menyenangkan sekali... kami berjalan beriringan sambil bergurau sekali-kali tertawa terbahak-bahak... seolah-olah sudah melupakan kejadian yang cukup menegangkan tadi malam... 
Akhirnya... sekitar pukul 14.00 kami sampai di Desa Gubuk Klakah... desa ini adalah penghasil buah apel ... disepanjang jalan... disetiap halaman penduduk... hampir semua ditanami pohon apel... kebetulan sebelum sampai perbatasan desa ada kendaraan sayur yang akan turun ke kota... ke Desa Tumpang... kami mendapat tumpangan dari bapak supir yang baik hati... karena saat kami mau membayar ditolak oleh bapak tersebut... memang saat itu mobil angkutan sayur belum dikomersilkan untuk para pendaki... terima kasih Pak.
Selanjutnya dari Tumpang kami naik angkot ke kota Malang... menginap dirumah saudara dari salah satu kawan rombongan kami. Malam itu setelah makan malam....kami duduk-duduk diteras rumah sambil ditemani  secangkir kopi panas dan kacang goreng... kami kembali berbincang mengenai pengalaman perjalanan yang telah kami lakukan selama 3 hari kemarin... pengalaman yang mengasyikkan, menyenangkan... sekaligus menegangkan dan tidak dapat dilupakan seumur hidup.
Episode pendakian Gunung Bromo lainnya lebih seru kawan... bila ada umur panjang dan kesempatan... akan saya tulis juga pengalaman itu di blog ini... Sampai jumpa di episode yang lain.... SALAM LESTARI...!                


  


     

Jalur Pendakian Gunung Semeru

Jalur Pendakian G. Semeru  

Gunung Semeru - berada di Jawa Timur - Indonesia, terletak diantara dua wilayah yaitu kota Kabupaten Malang dan  Lumajang. Gunung Semeru adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif, merupakan gunung berapi yang tertinggi di Pulau Jawa - dengan puncaknya yang biasa disebut dengan Puncak Mahameru ( 3,676 m - dpl ) - memiliki kawah yang masih sangat aktif yang berada disebelah selatan Puncak Mahameru, kawah ini biasa dikenal dengan nama Kawah Jonggring Saloko

Ada Beberapa Jalur Pendakian Yang Bisa Dilakukan :
  1. Jalur Malang - Tumpang - Gubuk Klakah - Ngadas - Njemplang - Ranu Pani - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo - Kalimati - Arcopodo - Puncak Mahameru : (Jalur ini adalah jalur populer)   - Di Kota Malang, dari Terminal Arjosari kita bisa naik angkot warna putih jurusan Tumpang- Arjosari (TA) dengan biaya sebesar Rp.4.000,- per orang - turun di pasar / terminal Desa Tumpang, di belakang Pasar Tumpang ini ada banyak  Jip (4x4) atau Truk yang biasa mengangkut sayuran dari Desa Ranu Pani dan sebaliknya - kita bisa naik angkutan ini - biaya angkutan per orang  saat ini antara +/- Rp.20.000,- - Rp.30.000,- biasanya kalo Jip diisi penumpang sekitar +/- 15 orang. 
Di Desa Tumpang ini, ada Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) - yang berada di Jl. Raya Tulus Ayu - Tumpang,  untuk melakukan pendakian kita harus melakukan registrasi terlebih dulu disini..., adapun persyaratan yang harus disiapkan adalah sbb :

  • Mengisi formulir registrasi (Biodata lengkap)  
  • Foto copy KTP / SIM / atau yang lain - sebanyak 2 lembar (Wajib)  - kalo bisa lebih baik dipersiapkan sebelumnya,  karena di desa Tumpang ini  jarang ada tempat Foto Copy -  yang saya tahu ada 1 tempat foto-copy di Pasar Tumpang disebelah sebuah toko swalayan, foto copy KTP / Identitas Diri  ini wajib bagi setiap mereka yang akan melakukan perjalanan pendakian ke Puncak Gunung Semeru.
  • Membayar  retribusi sebesar Rp.7.000,- per orang - sudah termasuk asuransi (wisatawan lokal)  
  • Ada 1 lagi yang harus dipersiapkan yaitu Surat Keterangan Sehat dari dokter (Bisa minta di Puskesmas Tumpang). 
  • Begitu juga bagi yang membawa kamera - setiap kamera dikenakan biaya retribusi sebesar Rp.5.000,- per kamera... aneh ya kawan... padahal kamera itu milik kita sendiri & yang mengunakan kamera untuk memotret ya kita sendiri tentunya.... masak kena retribusi.., tapi nggak apa-apalah.... 
Note : - Sesuai informasi yang saya dapatkan, Surat Perijinan Pendakian bisa juga diurus di Pos Resort Ranu Pani.... tapi kita harus mempersiapkan semua persyaratan yang diwajibkan bagi setiap orang yang mau melakukan pendakian ke Puncak Gunung Semeru - Puncak Bersemayamnya Para Dewa.

Perjalanan dari Desa Tumpang ke Desa Ranu Pani memerlukan waktu sekitar +/- 1,5 jam dengan naik mobil angkutan sayur..., kalo mau... sekarang kita bisa juga naik kendaraan / mobil pribadi, tentunya mobil yang handal dengan tanjakan-tanjakan yang cukup tinggi atau... kalo berani... naik sepeda motor juga boleh kawan... - perjalanan dengan naik sepeda motor ini pernah saya lakukan dalam "Petualangan Bersepeda Motor" bersama Isteri saya tercinta - sebaiknya perjalanan ini dilakukan pada pagi hari kawan... sehingga sampai di Desa Ranu Pani tidak terlalu siang.
Dari Desa Tumpang... perjalanan menuju ke Desa Ranu Pani..., kita akan melewati jalan beraspal yang cukup bagus sampai dengan Desa Gubuk Klakah.., jangan lupa mempersiapkan kamera kawan... barangkali ada obyek serta moment yang cukup baik untuk diambil gambarnya sebagai dokumentasi perjalanan kita...  Di awal perjalanan ini kita akan melihat perkebunan tebu rakyat dikiri-kanan jalan... agak lebih keatas... kita akan melihat kebun-kebun apel milik penduduk setempat... sebagian terlihat cukup terawat... dan sebagian lagi ada yang dibiarkan tumbuh begitu saja... daerah Desa Gubuk Klakah ini juga terkenal dengan penghasil apel yang cukup baik... rumah-rumah penduduk yang berjajar rapi sepanjang jalan desa merupakan pemandangan tersendiri dalam perjalanan ini... 
Selepas batas desa Gubuk Klakah... mulai disini hawa sudah mulai terasa agak dingin... kita perlu sedikit mempersiapkan mental... karena perjalanan mulai kurang nyaman dengan kondisi jalan yang kurang bagus... perjalanan diatas mobil angkutan sayur kali ini akan agak sedikit berguncang... bagi mereka yang mudah mabuk perjalanan... harap mempersiapkan diri dengan minum obat anti mabuk sebelum keberangkatan dari Desa Tumpang... disamping itu jalanan juga penuh dengan tanjakan yang cukup memicu adrenalin...dan banyak pula tikungan-tikungan yang tajam... serta jurang-jurang yang menganga cukup dalam... tapi... disamping itu... kita akan dibuat terpesona dengan pemandangan dan panorama alam sekitar... dikanan-kiri jalan yang bukan main indahnya... Sesekali terlihat monyet liar berekor panjang yang bergelantungan dipepohonan... berkejaran dengan kelompoknya... begitu pula dengan burung-burung liar yang terbang dengan bentangan sayapnya yang indah... ada pula yang hinggap sambil berkicau dipucuk-pucuk pohon yang tinggi..., disela-sela rindangnya dedaunan tampak bergantung sarang tawon / lebah hutan yang bila diambil madunya akan menjadi minuman yang bergizi bagi orang kota... Bila kita menoleh kekanan...maka akan tampak jajaran punggungan gunung dengan hutan yang sangat lebat... hutan tropis yang tampak hijau... dan dikejauhan tampak puncak Gunung Semeru berdiri tegak dengan gagahnya... begitu pula dengan Kawah Jonggring Saloko yang sesekali menyemburkan asap yang keluar dari kepundannya... maka untuk sejenak dalam perjalanan ini... kita akan dilupakan dengan hingar-bingarnya hidup dan kehidupan di perkotaan... yang mungkin lebih liar dari pada hutan dan alam Semeru....
Setelah itu kita akan melewati Desa Ngadas dan Njemplang... yaitu sebuah persimpangan jalan... bila menuju kearah kiri dan menurun... kita akan menuju ke Taman Nasional  Tengger & Gunung Bromo... kalo kita menuju kearah kanan...kita akan menuju Desa Ranu Pani... yaitu desa tertinggi di Gunung Semeru... dulu penduduk disini adalah pemeluk agama hindu... tapi saat ini  mayoritas sudah beragama islam... dan disini pula kita akan melaporkan Pendakian kita ke Pos Jaga & Pemeriksaan  Resort Ranu Pani.  


Pos Pemeriksaan Pendakian - Resort Ranu Pani

Di Pos Pendakian Resort  Ranu Pani terdapat juga warung makan & penginapan... bagi yang butuh porter... bisa minta bantuan penduduk lokal disini untuk mengangkat barang, menjadi penunjuk jalan & memasak... biayanya sesuai dengan kesepakatan...  Sebelum mulai pendakian... disini kita bisa memeriksa lagi barang-barang bawaan kita seperti misalnya antara lain : - Carrier, Sleeping Bag, Pakaian Ganti, Perlengkapan ibadah, Baju Hangat, Jas Hujan, Perlengkapan mandi, Sunblock, Sepatu trekking, Sandal gunung bertali, Kacamata Hitam, Obat-obatan pribadi, Kamera pribadi, Senter/Head lamp, Sarung tangan, Tanda pengenal pribadi, Makanan atau snack tambahan kesukaan, dan lain-lainnya.., sebaiknya semua barang tersebut dimasukkan & dibungkus lagi dengan kantong plastik / tas kresek..., terutama bila pendakiannya dilakukan pada musim yang masih ada hujannya... kemudian setelah melapor, ...kita bisa langsung melakukan pendakian menuju ke (danau) Ranu Kumbolo... 
Awal perjalanan pendakian ini bisa dilakukan pukul berapa saja kawan... apalagi kalo kita  punya waktu yang cukup banyak... kita bisa mengambil foto-foto... kebetulan di Ranu Pani ini ada 2 buah danau yang cukup indah... yaitu (Danau) Ranu Pani dan Ranu Regulo... Pendakian ke Puncak Gunung Semeru ini memerlukan waktu sedikitnya 4 hari pulang pergi... bagi mereka yang belum pernah melakukan pendakian ke Gunung Semeru sebaiknya memperhatikan jalur pendakian yang ada... yaitu setelah Gapura Selamat Datang... jalan terus kearah kiri kearah bukit..., jangan mengikuti jalanan lebar yang menuju kearah kebun penduduk... karena disini ada juga jalur pendakian penduduk lokal yang melalui jalur yang sangat berat dan cukup terjal karena harus melewati G.Ayek-Ayek. ... sementara itu jalur pendakian yang dipergunakan untuk pendakian umum biasanya melalui jalur pendakian wisata... kita akan melewati 4 pos pemberhentian... jalur pendakian ini pada awalnya cukup landai... tidak ada petunjuk arah... tetapi setiap +/- 100 m terdapat tanda / rambu ukuran jarak... ikuti terus petunjuk jarak ini... maka kita akan sampai pada pemandangan tebing batu yang sangat terjal dan indah... inilah yang dikenal sebagai Watu Rejeng... setahu saya watu rejeng itu bahasa jawa... kalo itu diterjemahkan berarti Batu yang berjajar... Sepanjang perjalanan banyak pohon tumbang... sehingga kita harus menunduk untuk melewatinya...,  carrier yang kecil dan tinggi akan menjadi sedikit menggangu perjalanan kita... perjalanan disiang hari akan cukup menguras tenaga dan stamina... karena teriknya sinar matahari... tapi kita akan disuguhi pemandangan yang indah kawan... sebaiknya jangan terlalu sering / lama saat beristirahat... lakukan istirahat hanya dengan posisi berdiri ditempat... usahakan jangan duduk... dan jangan terlalu banyak minum... kalo haus... ambil saja permen yang sudah kita siapkan di saku celana saat akan berangkat... bila cuacanya cukup cerah... maka biasanya kita bisa melakukan kegiatan pengambilan foto-foto bagi mereka yang memang gemar photography... pemandangan sepanjang jalan pendakian awal menuju Pos Ranu Kumbolo ini banyak sudut-sudut pengambilan gambar yang cukup baik... sepanjang perjalanan dapat kita temui bunga abadi "Edelweis"...
Setelah perjalanan yang cukup santai selama +/- 3 - 4 jam...  maka diujung tikungan jalan setapak ini kita akan melihat sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan... danau Ranu Kumbolo... danau kebanggaan semua para insan pendaki Gunung Semeru... hilang dan terobati sudah rasa penat, putus asa dan rasa bosan yang kita rasakan selama perjalanan yang cukup melelahkan sebelumnya... 


Selamat Datang Di RANU KUMBOLO

Danau Ranu Kumbolo ini terletak diketinggian +/- 2.400 mdpl... dengan luas sekitar 14 hektar... didalamnya banyak terdapat ikan yang bisa dipancing..., hidup juga burung belibis liar... disinilah biasanya para pendaki beristirahat membuka tenda... atau bahkan ada yang memang sengaja tujuan akhirnya adalah hanya ke Ranu Kumbolo ini... disini banyak lokasi yang datar sehingga kita bisa memilih tempat yang sesuai dengan view yang paling indah dan membuka tenda untuk berkemah... atau kalau tidak membawa tenda... kita bisa menginap di shelter /  pondok pendaki...  yang memang sudah dipersiapkan untuk para pendaki.

Danau "RANU KUMBOLO" - Gunung Semeru
 dilihat dari tanjakan "CINTA"

Suhu disini rata-rata  antara  4-10 derajat dimalam dan dini hari..., pada musim tertentu... sekitar bulan Juli - September... suhu disini bisa sangat dingin... bisa mencapai 0 derajat Celcius... sehingga di Ranu Kumbolo ini kadang-kadang turun bunga salju yang jatuh diatas rerumputan yang hijau... bunga salju ini akan tampak saat pagi hari sebelum matahari terbit dan menampakkan dirinya disela-sela bukit yang berada disebelah timur Ranu Kumbolo.... wow... indah sekali kawan... saya pernah mengalami hal ini... di Ranu Kumbolo ini perut selalu terasa lapar kawan..., mungkin karena hawanya yang menyebabkan kita merasakan lapar terus... minuman hangat akan terasa nikmat... tetapi ingat... jangan diminum saat minuman masih panas... karena akan menyebabkan bibir kita menjadi pecah-pecah nantinya...  
Sebelum melanjutkan perjalanan pendakian... sebaiknya kita jangan meninggalkan sisa-sisa sampah yang sudah kita buat kemarin kawan... siapa lagi yang harus menjaga kelestarian alam lingkungan Ranu Kumbolo ini... kalo bukan kita sendiri...yang mengaku sebagai Pecinta Alam... tapi sayang... masih banyak kawan-kawan yang mengaku-nya adalah Pecinta Alam... tetapi... masih juga sering ikut mengotori dan merusak lingkungan alam disini...di Ranu Kumbolo-ku yang indah nan alami... 
Sebaiknya dari Ranu Kumbolo ini... kita mempersiapkan perbekalan air yang cukup banyak untuk melanjutkan perjalanan.... meskipun nanti di Sumber mani ada juga mata air..., tapi pada umumnya kita malas untuk menuju ke mata air ini... karena untuk menuju ke mata air ini dibutuhkan waktu 1 jam perjalanan pulang pergi... 
Selanjutnya kita siap mulai melakukan perjalanan lagi... dari Ranu Kumbolo... kita akan berjalan mendaki menuju bukit yang cukup terjal... jalur ini sering disebut sebagai "Tanjakan Cinta"..., saat berjalan menapaki jalur ini.... dibelakang kita akan nampak begitu indah pemandangan dengan latar belakang Ranu Kumbolo..., konon katanya... bila ditanjakan ini kita berjalan tanpa berhenti dan menoleh kebelakang... dan sesampainya dipuncak tanjakan ini kita berdo'a... maka cinta kita akan terjaga dengan baik...


"Oro-oro Ombo"... Dilihat dari Tanjakan Cinta

Setelah tanjakan cinta... dibawah sana terbentang padang rumput yang sangat luas... "Oro-oro Ombo"... jalanan agak datar dan menurun... kita bisa berjalan dengan santai dipadang rumput ini.... atau kita bisa mengambil beberapa buah foto untuk dokumentasi perjalanan pendakian kita... Oro-oro Ombo ini dikelilingi oleh perbukitan disekitarnya... sangat indah.... didepan kita agak ke timur tampak Gunung Kepolo... dan dibaliknya... tampak menyembul malu-malu Puncak Gunung Semeru dengan "wedus gembel"-nya...

Puncak G.Semeru  dengan "Wedus Gembel"-nya

Perjalanan melewati hutan pinus dan vegetasi yang beraneka ragam... akan kita temukan juga arbei hutan yang bisa dimakan buahnya... menyebabkan perjalanan pendakian ini tidak terlalu terasa melelahkan... sesekali terdengar kicauan burung dipepohonan... sementara kalo kita beruntung... maka kita akan ditemani oleh seekor "burung gagak kecil"... yang berlarian didepan kita... diatas jalan setapak  yang akan kita lalui... konon burung gagak kecil ini menyambut kedatangan kita... Karena didaerah ini banyak pohon yang tumbang... sehingga untuk lewat kadang-kadang kita harus melompatinya... maka daerah ini sering kali disebut juga dengan daerah "Cemoro Kandang"
Beberapa saat kemudian sampailah kita di Pos Kalimati... pos ini berada pada ketinggian +/- 2.700 mdpl... kalau mau... kita bisa berhenti membuka tenda dan bermalam disini... pos Kalimati ini berada ditepi hutan pohon cemara dan padang rumput yang luas... sehingga tersedia cukup banyak ranting dan dahan pohon cemara yang berserakan yang bisa dipergunakan sebagai bahan api unggun pada malam hari... Disini ada Pos pendakian permanen yang disediakan bagi yang tidak membawa tenda... tetapi kondisinya sudah tidak terawat lagi... Kalo butuh air... kita bisa mengambil air di "Sumber Mani" ... sebuah sumber air yang letaknya berada disebelah barat kearah kanan... tapi... untuk menuju sumber air ini kita harus menyusuri pinggiran hutan cemara Kalimati dengan menempuh perjalanan sekitar 1 jam pulang pergi... sebaiknya kalo mau mengambil air ke Sumber Mani  ini jangan sendirian kawan... kecuali berani dan sudah pernah... karena pernah ada pendaki yang tersesat saat mengambil air di sumber air ini...  Di pos Kalimati ini banyak sekali tikus gunung... sebaiknya setelah makan... sisa makanan yang nanti akan dimakan lagi... harap disimpan dengan baik. 
Atau... kalo kita mau... kita bisa melanjutkan perjalanan terus sampai ke "ARCOPODO".., jalan setapak menuju Arcopodo ini kita akan melewati pohon-pohon cemara dikanan-kiri... menanjak sangat curam... dengan jalanan yang banyak berdebu dan mudah longsor.... sebaiknya kita menggunakan masker atau penutup hidung... dan menggunakan kaca mata... Menginap dan membuka tenda di Arcopodo ini dibutuhkan sedikit keberanian serta nyali yang cukup... Arcopodo adalah batas akhir vegetasi....setelah itu adalah trek pendakian menuju puncak Gunung Mahameru... yang ada hanya pasir dan kerikil saja... 50 meter setelah Arcopodo (kalo masih ada) disitu ada tumbuh "Cemoro Engkel"... saya dan kawan-kawan menyebutnya begitu karena pohon cemara itu tumbuh hanya ada 1 pohon saja... tidak ada lainnya... dan selama ini juga tidak bisa tumbuh menjadi tinggi... 
Di Arcopodo..., lokasi yang datar untuk mendirikan tenda hanya sedikit... disini angin bertiup sangat kencang... kalo mau dan berani... agak turun sedikit ke lembah disebelah kanan ada semacam gua (kalo masih ada)... gua ini mungkin hanya bisa ditempati dan dimasuki  maksimal oleh 5 orang saja... didalam gua ini kita agak terlindung dari hembusan angin... Malam ini kita akan bermalam di Arcopodo... yang pasti suhu udara disini akan terasa sangat dingin sekali... istirahat yang cukup kawan... karena pendakian yang sebenarnya baru akan kita lakukan nanti dini hari... Seluruh perbekalan yang kita bawa... sebaiknya kita tinggal di Arcopodo... hanya barang bawaan tertentu saja yang akan kita bawa ke puncak... seperti obat-obatan pribadi, kamera + tripod, roti / makanan kecil, air minum secukupnya, kaca mata, topi gunung penahan dingin & debu - nanti bisa digunakan juga saat turun dari puncak, jangan lupa bendera Merah-Putih & bendera Organisasi kita dan barang penting lainnya yang diperlukan...  Kira-kira pukul 01.00 dini hari... pendakian atau Summit Attack... akan segera dimulai... disarankan tidak melakukan pendakian ke puncak pada siang hari, karena jalur naik akan menjadi kering serta sulit untuk dilalui....  
Sebelum memulai pendakian ke Puncak Mahameru... mari kita berdo'a bersama-sama demi keselamatan kita... dan sekaligus mari kita mengheningkan cipta bagi rekan-rekan pendaki Gunung Semeru legendaris yaitu Soe Hok Gie dan Idhan D.Lubis... yang meninggal dunia di puncak Mahameru saat melakukan pendakian pada bulan Desember 1969 dimusim penghujan... dan ada juga beberapa pendaki yang  tersesat dihutan dan meninggal dunia dikawasan Gunung Semeru ini... 
Pendakian ke Puncak Mahameru sebaiknya melalui jalur dan trek yang sudah ditentukan.... jangan membuat jalur baru... dengan kemiringan 30-45 derajat...serta jalur yang berpasir dan berkerikil.... dibutuhkan mental yang tangguh... karena setiap tiga langkah naik.... maka kita akan melorot / merosot lagi dua langkah kebawah.... jalur pendakian setinggi +/- 1300m  akan ditempuh dalam waktu 3-4 jam sampai di puncak... diperkirakan pada pukul 05.30 kita sudah tiba di Puncak Mahameru... dengan Kawah Jonggring Saloko-nya... sangat disarankan... kita tidak turun ke kawah... karena sangat berbahaya.

Puncak G.Mahameru dengan latar belakang
Kawah Jonggring Saloko

Begitu terasa sangat kecil kita saat berada dipuncak Gunung Mahameru..., begitu Agung dan Besarnya Sang Maha Pencipta... Pemandangan disebelah utara tampak Gunung Bromo dengan kalderanya....dan samar-samar tampak laut Selat Madura.... disebelah selatan pemandangan laut lepas Samudra Hindia... sementara disebelah barat tampak Gunung Arjuno & G.Welirang.... disebelah timur tampak G.Raung....dan samar-samar dikejauhan terlihat Puncak G.Agung di Pulau Bali....
Di Puncak Gunung Semeru ini kita tidak bisa berlama-lama...setelah mengambil foto-foto sebagai dokumen pendakian ini... sebaiknya kita segera turun kawan... karena setelah jam 10.00 pagi... angin akan berubah arah... dari kawah menuju puncak dengan membawa gas beracun dan bau belerang.... berbahaya bagi pendaki.
Saatnya turun dari puncak.... jalur khusus untuk turun juga sudah disediakan .... jangan membuat jalur sendiri... saat turun dari puncak adalah saat yang sangat menyenangkan... bagi yang berani dan ingin memicu adrenalin... bisa berseluncur pasir... nikmatnya luar biasa kawan... kami biasa menyebutnya ski pasir... perjalanan turun dengan cara ini akan sangat menyingkat waktu..., karena dari puncak sampai Arcopodo hanya memerlukan waktu sekitar 30-45 menit... Bagi mereka yang kurang senang dengan tantangan... maka siap-siap saja celana yang dipakai akan menjadi robek... yach... karena dipakai untuk ski celana...hehehe... 


 Ikuti Jalur Turun Yang Telah DITENTUKAN...!!! 
                     

Kalo dari puncak kita turun pada pukul 10.00 pagi..., dan bila semuanya berjalan dengan lancar...maka sampai di Arcopodo lagi sekitar pukul 10.45... setelah sarapan pagi di Arcopodo... kita bisa langsung turun ke Ranu Kumbolo...perjalanan turun meskipun kita dalam kondisi lelah dan capek... tapi akan sangat menyenangkan... Sedikit pesan kawan "JAGALAH HUTAN KITA"... saat perjalanan turun ini... bila berkenan... selama perjalanan ... bila kita melihat ada sampah tercecer dijalan setapak yang kita lewati... mari kita ambil / pungut & masukkan kedalam tas kresek / kantong plastik... untuk kita bawa turun... kemudian kita buang ke tempat pembuangan sampah di pos Ranu Pani... terima kasih kawan anda sudah ikut menjaga lingkungan agar hutan & gunung kita tetap bersih.




Sesampainya di Ranu Kumbolo, kita bisa istirahat melepaskan lelah... berenang... mengambil foto-foto lagi untuk tambahan dokumentasi... atau bahkan bisa menginap semalam lagi untuk menikmati keindahan panorama alam Ranu Kumbolo yang sungguh eksotik itu... 



Esok harinya kita bisa melanjutkan perjalanan turun ke Ranu Pani... dan setelah melaporkan kedatangan.... kita bisa langsung turun ke Tumpang dengan naik mobil sayur...., setelah dari Tumpang kita bisa naik angkot menuju ke terminal Arjosari - Malang... dan kemudian selanjutnya.... ya terserah anda kawan.... 
Bagi kebanyakan pendaki dan pecinta alam... pendakian ke Gunung Semeru pada umumnya adalah merupakan pendakian yang sangat menyenangkan dan mengesankan... sebagian besar dari mereka selalu ingin kembali untuk melakukan pendakian dan menyusuri keindahan Mahameru lagi.....
Selamat Jalan Sobat.... Sampai Jumpa di Petualangan Lainnya... Salam Lestari...!!!

Mahameru...Oh.. Mahameru... Kubelai rambut yang hitam....kau tersipu malu... Ooo indahnya Mahameru...      


MAHAMERU
Hyme Mahameru

Dan bila senyum duka
 Terawang di ufuk senja 
Itu tanda ku tiada

# Dan bila matahari 
Terbenam di ufuk timur
itu tanda ku tiada

 Dijenjang desember 
Kau datang padaku
 Kubimbing kau ke lereng semeru

 Kubelai rambut yang hitam 
Kau tersipu malu 
Ooo... indahnya mahameru.... 

Di sudut bibirmu
Kureguk cintamu 
Penghantar dan penghangat tubuhku

 Burung-burung kan bernyanyi 
Alam pun berseri
 Ooo... indahnya mahameru....  

====== $$$$$ =====

    2.  Jalur Lumajang - Senduro - Burno - Ranu Pani - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo - Kalimati - Arcopodo - Puncak Mahameru.
    3.  Jalur  Probolinggo - Ngadisari - Lautan Pasir G.Bromo - Bukit Teletubbies - Njemplang - Ranu Pani - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo - Kalimati - Arcopodo - Puncak Mahameru.
    Jalur Pendakian yang Lain : ( Jalur Penduduk Lokal )
    -  Ranu Pani - G. Ayek - Ayek - Ranu Kumbolo - Kalimati - Arcopodo - Puncak Mahameru
       (Saat ini Jarang dilalui Pendaki) 
    - Gubuk Klakah - Kali Amprong - Watu Pecah - Oro-Oro Ombo - Kalimati - Arcopodo -      
       Puncak Mahameru  (Jalur Tertutup Untuk Pendakian)



======= $$$$$ =======